Karakter Dasar Manusia Juz 23.

Tabliod Khalifah, Edisi 27/Tahun II/2006

 

Lam adalah huruf ke-23. Dalam struktur ‘ain, ‘ain ke-23 dimaknai sebagai manusia (bayi). Indikasi awal dari karakter orang yang berjuz 23, ia tidak bisa melepaskan diri dan bergantung kepada orang lain. Biasanya ia sangat manja dan selalu ingin dilayani.

 

Seorang juz 23 mudah tertarik dengan seseorang berdasarkan fisik. Namun, dalam memilih pasangan orang juz 23 termasuk selektif, apalagi bila melangkah pada tahap berumah tangga. Bagi kaum Adam, ada semacam kecenderungan tertentu dalam memilih pasangan hidup. Seorang juz 23 menyukai pasangan yang lebih tua atau lebih dewasa tepatnya. Bukan berarti ia termasuk odipus komplek (Oedipus complex).

 

Kencenderugan itu disebabkan karena ‘ain ke-23 juga berarti bayi. Dimana seorang bayi selalu memerlukan ibu. Oleh karena itu dalam memilih pasangan ia ingin istrinya juga bisa menjadi seorang ibu baginya.

 

Parahnya, bila figur seorang ibu tidak ia dapatkan pada istrinya, ada kemungkinan untuk mencari istri lagi yang bisa menjadi seorang ibu. Namun, jika figur ibu ada pada istrinya, ia menjadi seorang yang sangat setia dan menyayangi dengan sepenuh hati.

 

Setelah itu, surah yang ke 23 adalah Al Mukminun yang berarti orang-orang yang beriman. Al Mukminun merupakan bentuk jamak dari kata Al Mukmin. Sebuah isyarat bahwa orang yang membawa karakter juz 23 piawai dalam bersosialisasi.

 

Sebaliknya, bila surah ini berbentuk kekurangan, biasanya ia mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya. Atau lebih banyak menyendiri sebagai aktualisasi surah Al Mukminun yang tidak dominan pada dirinya.

 

Ada sesuatu yang menarik di balik pencantuman kata Al mukminun dalam bentuk jamak dan kata Al Mukmin dalam bentuk tunggal sebagai judul surah Al Quran.

 

Al Mukmin diletakkan pada urutan surah ke 40. Sebuah fenomena yang mengundang berbagai macam pertanyaan kritis? .

 

Salah satu hikmah yang bisa dipetik dari peletakan Al Mukminun mendahului bentuk mufrad (tunggal)nya adalah untuk menjadi seorang yang beriman (al Mukmin), ia harus banyak belajar dan menimba ilmu.

Mencari ilmu tidak harus dilakukan secara formal. Mengamati dan memikirkan lingkungan sekitar merupakan salah satu bentuk menuntut ilmu secara non formal.

 

Selain itu, biasanya manusia mencapai tahap dewasa dalam berpikir dan bertindak ketika umurnya menginjak 40. Muhammad SAW diangkat jadi Nabi pun ketika berumur 40 tahun.

 

Nah, untuk menjadi sosok pribadi mukmin yang sesungguhnya, seseorang haruslah melalui tahapan-tahapan yang tidak mudah.

 

Diantaranya, bisa dipahami dari surah Al Mukminun (23). Ia haruslah sudah mapan dalam bersosialisasi dengan masyarakat dan telah berbuat sesuatu yang berguna untuk mereka.

 

Unsur surah Al Mukminun juga membuat orang yang berjuz 23 mudah percaya dengan sesuatu yang bersifat metafisis (ghaib). Karena itu, ia tergolong orang yang mempunyai naluri dan sugesti yang kuat dan tajam. Hasil analisisnya seringkali menjadi kenyataan.

 

Terdapat 4 surah yang membangun juz 23. Pertama surah Yaasin (36), dimulai dari ayat 22 sampai 83. Seperti diuraikan pada edisi sebelumnya, surah Yaasin merupakan surah tidak utuh atau pecah, artinya terbagi dalam dua juz dimana ayat 1 sampai 21 terdapat pada juz 22 dan ayat 22 sampai dengan 83 terletak pada juz 23.

 

Nama surah Yaasin [QS.36] merupakan dua huruf yang menjadi awal surah. Menurut metode stuktur Al Quran, huruf Yaa dimaknai sebagai dasar, inti dan Sin sebagai motivasi, ambisi, alat vital.

 

Banyak karakter yang bisa digali dari kedua huruf tersebut. Misalnya secara naluriah, orang yang berjuz 23 cenderung mempunyai libido seks yang tinggi dengan terakomodirnya unsur sin dalam surah tersebut.

 

Jika libido seks yang tinggi ini tidak tersalurkan dengan baik, bisa dipastikan organ pertama yang terkena gangguan kesehatan adalah kepala.

 

Jika surah tersebut berbentuk kelemahan, ia harus berhati-hati dengan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan seks. Penyakit impoten (laki-laki) atau frigid (wanita) kerap menyapanya.

 

Dengan cara hidup yang sehat dan berimbang antara fisik dan mental serta membaca juz secara rutin, insyaAllah hal tersebut bisa diatasi.

 

Total ayat dari surah Yaasin yang terdapat di juz 23 berjumlah 62 ayat. Kalau kita kembalikan ke dalam urutan surah Al Quran, kita akan mendapatkan surah nomor 62 adalah Al Jumuah.

 

Maknanya, orang yang berjuz 23 seringkali terjebak melakukan sesuatu yang sebenarnya kurang penting dan kurang perlu untuk dirinya. Memang, ia mempunyai kelemahan menentukan sesuatu yang baik atau berguna untuk dirinya.

 

Ingat, Al Jumuah merupakan simbol dari formalitas dan pernak-pernik yang bersifat sekunder. Parahnya, jika sifat ini bisa terbawa saat mengalami surplus finansial, bisa saja ia membeli sesuatu yang tidak perlu dan berguna untuknya.

 

Surah berikutnya adalah As Shaaffat (37) dari ayat 1 sampai 182. As Shaaffat berarti yang bershaf-shaf. Begitu juga dengan orang yang berjuz 23, ia rapi dan teratur dalam berpikir dan bertindak. Baginya, dalam berpikir harus runut dan runtut serta sistematis dan dalam melakukan sesuatu tidak bisa serampangan.

 

Surah As Shaaffat adalah surah penuh dan tidak terpecah dengan juz lain. Total ayatnya 182. Kalau kita mengurangi angka 182 dengan jumlah surah Al Quran 114, maka kita akan mendapatkan 182-114 = 68.

 

Surah ke 68 adalah Al Qalam yang berarti pena. Maknanya sekalipun ia teratur dalam berpikir dan bertindak, sayangnya, justru ia tergolong orang yang susah diatur. Ia juga sosok yang dinamis yang bisa dengan cepat bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan menyukai tantangan.

 

Selanjutnya adalah surah Shaad (38), ayat 1 sampai 88. Surah shaad merupakan salah satu dari dua surah Al Quran yang berupa satu huruf hijaiyyah. Dalam metode struktur Al Quran, Shaad merupakan simbol dari rencana atau langkah awal.

 

Ada saja selalu direncanakan dalam pikirannya. Ia memiliki banyak ide dan gagasan. Sayangnya, sebatas rencana tanpa pelaksanaan.

 

Shaad juga surah penuh di juz 23. Jumlah ayatnya 88. Surah yang ke 88 adalah Al Ghasyiah yang berarti hari pembalasan. Orang yang berjuz 23 cenderung idealis dan tegas. Ia juga tipe pendendam. Positifnya, ia tidak perhitungan dalam memberikan sesuatu.

 

Surah terakhir adalah Az Zumar (39) dari ayat 1 sampai 31. Az Zumar adalah bentuk jamak dari kata zumrah, artinya golongan. Orang yang membawa karakter juz 23 harus selalu dekat dengan komunitasnya. Pada saat-saat tertentu, ia bisa saja merasa kesepian.

 

Dengan selalu dekat kepada lingkungannya, kemungkinan untuk bisa menyikapi semua permasalahannya dengan bijak semakin terbuka lebar karena jumlah ayar A Zumar yang terdapat di juz 23 berjumlah 31 ayat. Sedangkan surah ke 31 adalah Lukman yang merupakan simbol dari kebijaksanaan.

 

Berdasarkan Tanda ‘ain

‘Ain 1

Angkanya adalah 1 (otak, kepala), 20 (aturan main), 2 (mata. Pandangan). Dari kombinasi ketiga angka tersebut bisa dipahami bahwa orang yang membawa karakter juz 23 mengikuti aturan main dalam berpikir dan menganalisis sesuatu.

 

Analisanya juga mengacu pada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang menurutnya sesuai. Karena ‘ain 1 masih bertalian dengan ‘ain 18 yang berarti pertimbangan.

 

Bertemunya ‘ain 1 dengan ‘ain 35, menjadikan terkadang hasil analisisnya tidak selalu tepat atau sesuai dengan lingkungan. Artinya ia harus lebih mengkaji secara mendalam tentang konteks sebelum melakukan analisa, sehingga hasil analisisnya sangat tajam.

 

‘Ain 2

Angkanya adalah 2 (mata, analisis), 18 (pengkajian), 3 (THT). Sebuah kolaborasi yang cantik antara ‘ain 2 dan 3 yang diselipi ain 18 yang sangat jarang sekali terjadi.

 

Artinya orang yang berjuz 23 mempunyai kemampuan untuk bisa menyampaikan apa yang ada dipikirannya dan hasil pengkajiannya dengan baik. Dengan kata lain ia seorang retoris yang baik. Antara pikiran dan apa yang diucapkan nyambung.

 

Dari kemampuannya itu ditambah pengkajian tentang sebab akibat yang merupakan benang merah dari semua permasalahan, tak jarang masalah-masalahnya bisa ia selesaikan dengan baik. Wajar, ‘ain 2 berkorelasi dengan ‘ain 19 dan ‘ain 36.

 

‘Ain 3

Angkanya adalah 3 (THT), 17 (estimasi), 4 (rangka). Seperti sudah dijelaskan di awal, orang yang berjuz 23 mempunyai kelebihan pada cara berbicara yang sistematis. Mengacu pada hasil pemikiran yang sudah ada (‘ain 20), kemudian ia dapat mengembangkannya sendiri (‘ain 37).

 

‘Ain 4

Angkanya adalah 4 (rangka), 16 (intisari, dasar), 5 (tangan, penanganan). Dibalik semua kelebihannya itu, orang yang berjuz 23 biasanya mengalami masalah pada tingkat aplikasi atau pelaksanaan dari semua ide dan gagasannya. Ini sangat dipengaruhi ketidakpercayaan dirinya terhadap hasil ide dan gagasannya sendiri sehingga membuatnya ragu dan bimbang untuk melakukannya (ain 21).

 

Bahkan, ia menyadari dirinya tidak akan sanggup mewujudkan idenya sendiri (‘ain 38). Oleh sebab itu, sebelum menganalisis sesuatu, sebaiknya ia mengkaji secara mendalam dan tidak membiarkan pikirannya mengembara kemana-mana.

 

‘Ain 5

Angkanya adalah 5 (penanganan), 21 (pemikiran ulang), 1 (otak). Dari ketiga angka ter-sebut, semakin jelas, dalam tataran aplikasi, orang yang berjuz 23 sering dihinggapi rasa ragu dan bimbang. Namun, dalam mengerjakan sesuatu ia selalu serius menghadapinya. Meski hal itu sangatlah sepele.

 

Namun jika ia sedikit memaksa dirinya untuk memenuhi target yang telah ditetapkannya (‘ain 22) dan menikmati pekerjaanya (‘ain 39), ia bisa menjalaninya dengan baik.

 

Berdasarkan Halaman

Taktis

Taktis, dapat dipahami dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6 pada juz 23. Total berjumlah 42 ayat. Kalau kita konversikan ke dalam urutan surah Al Quran, akan ditemukan surah As Syuura yang berarti musyawarah.

 

Yang terpenting dalam menghadapai orang yang membawa karakter juz 23 adalah komunikasi. Ia akan dengan mudah menerima segala sesuatu dengan mengajaknya diskusi dan dialog.

 

Negatif/Positif

Negatif/positif didapatkan dengan menjumlahkan halaman berikutnya yaitu 7 sampai 13. Jumlahnya 66 ayat yang merujuk pada surah At Tahrim yang berarti mengharamkan. Orang yang berjuz 23 teguh memegang kata-katanya. Jika ia mengatakan tidak, maka apapun yang terjadi tetap tidak.

 

Jalan Keluar

Menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 14 sampai 15 adalah cara memahami jalan keluar karakter juz 23. Jumlah ayat yang terdapat pada kedua halaman tersebut sebanyak 22 ayat. Sedangkan surah ke 22 adalah Al Hajj.

 

Bisa jadi, ini merupakan salah satu petunjuk bagi orang yang berjuz 23 dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Artinya, sebaiknya, ia tidak memutus atau menunda pekerjaanya sebelum selesai atau sempurna. Dikawatirkan, pada hari berikutnya sudah ada pekerjaan lain yang sudah menunggu untuk diselesaikan.

 

Perlu diingat, haji merupakan simbol kesempurnaan. Oleh karena itu, ia harus membuat target yang terjadwal dengan baik untuk mengantisipasi penumpukan masalah.

 

Dasar

Dasar, yaitu jumlah ayat yang terdapat pada halaman terakhir juz 23 yang totalnya 11 ayat. Surah yang ke 11 adalah Hud yang merupakan simbol dari tanah. Pada dasarnya orang yang berjuz 23 tertutup dan tidak mudah menyampaikan isi hatinya kepada orang lain.

 

Ia tidak mengalami banyak hambatan untuk menyesuiakan diri dengan lingkungannya, namun ia harus berhati-hati, karena ia mempunyai kecenderungan untuk menerima apapun secara mentah-mentah.

 

Dengan kata lain, ia tidak mempunyai daya filter (saring) dan kurang bisa membedakan apa yang baik dan buruk untuk dirinya sendiri.

 

Kelemahan Fisik

Kelemahan fisik orang yang membawa karakter juz 23 terletak pada organ mata, dan THT (hidung, telinga, tenggorokan). Penyakit seperti pilek, batuk, panas dalam, sariawan dan penyakit yang berhubungan dengan THT mudah sekali menyapanya. Organ lain yang rentan terkena gangguan kesehatan adalah tangan, sendi/syaraf dan kepala. Ia mudah seklai capek dan pusing. Anggota tubuh yang harus mendapat perhatian terkait dengan kesehatan adalah alat vital dan siku pangkal lengan sebelah kiri.

 

Kekurangan

Tertutup dan tidak mudah menyampaikan keinginan, manja, labi dan selalu tergantung kepada orang lain, gemar berfantasi, libido tinggi kurang selektif.

 

Kelebihan

Analisis tajam, sistematis dan teratur dalam berpikir dan bertindak, retoris (antara apa yang dipikirkan dan diucapkan bersambung), komunikatif dan supel.

 

 

Back To Index