Surah Al-Maidah dan Al-An’aam

Hubungan Surah - Surah Al-Qur’an dan Karakter manusia.

 

Dinamakan Al Maidah sebab pada salah satu ayatnya tertera Al Maidah yang merupakan mukjizat Nabi Musa as tatkala meminta kepada Allah SWT Maidah (makanan) dari langit untuk menjawab tantangan kaumnya dan Allah SWT mengabulkan permintaaanya dengan menurunkan Manna dan

Salwa.

 

Al-Maidah tergolong surah Madaniyyah, yaitu turun setelah Nabi SAW hijrah, wajar jika surah ini diawali dengan jenis Nida (suruan atau panggilan) “Ya Ayyuhal Ladziina Amanuu”, yang merupakan karakteristik surah Madaniyyah. Al Maidah juga termasuk dalam jajaran 7 surah yang panjang yang terkenal dengan nama As Sab'ut Thiwaal.

 

Menurut perhitungan ahlul Kuufah, total ayat Al Maidah berjumlah 120 ayat dan urutan surah ke-5 dalam Mushaf Usmani. Layaknya surah-surah Madaniyyah yang lain, Al Maidah juga memuat tentang tasyri' (penetapan hukum), selain membahas pula tentang masalah Aqidah dan kisah-kisah para Ahlul Kitab. Abu Muyassarah berkomentar tentang surah ini, “Al Maidah termasuk deretan akhir surah-surah Al-Qur’an yang diturunkan terakhir dan tidak terdapat ayat yang dimansukh (dihapus) serta terdapat tidak kurang dari 18 kewajiban agama di dalamnya”.

 

Sababun Nuzuul Al Maidah

 

Pertama: Allah SWT berfirman "Wala Tuhilluu Sya'airallahi". lbnu Abbas berkata: "Ayat ini turun tentang Syuraikh bin Dhabii' Al Kindy. Ia berasal dari Yamamah dan mendatangi Nabi SAW di Madinah. Ia meninggalkan kudanya di luar Madinah dan berjalan kaki menuju ke pusat kota dan bertemu Nabi SAW sendirian. Ia bertanya kepada beliau, "Untuk apa anda berdakwah"? Beliau menjawab: "Untuk meyakini tidak ada tuhan selain Allah, menegakkan shalat dan menunaikan zakat. Lalu ia berkata: "Bagus, sayangnya saya seorang pejabat pemerintah, saya tidak mungkin bertentangan dengan rakyat sendiri, kapan-kapan saja saya masuk Islam dan mengajak mereka."

 

Nabi SAW bersabda kepada para sahabatnya: "Orang yang baru saja masuk telah berbicara dengan lidah setan, masuk dengan wajah kafir dan pergi dengan berlenggang, ia bukan seorang muslim".

 

Kedua: Allah SWT berfirman: "Pada hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu..."

 

Seorang laki-laki Yahudi datang kepada Umar bin Khattab ra, sambil berkata: "Wahai Amirul Mukminin, kalian membaca ayat dalam kitab kalian jika ayat tersebut diturunkan kepada kami pasti kami akan menjadikan hari turunnya ayat tersebut sebagai hari raya".

 

Umar berkata: "Ayat mana yang kalian maksud?"

Ayat "Al Yauma Akmaltu..."

Umar berkata: "Demi Allah, aku mengetahui benar hari di mana ayat tersebut diturunkan kepada Nabi SAW yaitu saat beliau melaksanakan rukun haji wukuf di Arafah." (HR. Bukhari).

 

Ketiga: Allah SWT berfirman, "Yasaluunaka madza uhilla lahum... "

Dari Al Qa'ga' bin Al Hakim ra. Nabi SAW menyuruh membunuh anjing. Lalu para orang-orang bertanya : "Wahai Rasulullah, apa yang dihalalkan bagi kami?. Kemudian Allah SWT menurunkan ayat tersebut.

 

Makna Simbolik dan Karakter

 

Al Maidah yang berarti hidangan. Hal ini berarti orang yang membawa karakter Al Maidah baik asli (urutan surah ke 5, Juz yang terdapat Al Maidah,) maupun unsur pampatan (Juz 14 dan Juz 23) mempunyai kepedulian dan empati yang tinggi.

 

Ia bisa menjadi seseorang yang dapat mengerti dan menyelami apa yang dirasakan orang lain  sekaligus mengerti kebutuhan orang lain. Kelebihan inilah yang kadang kala dapat membuat orang lain tergantung akan keberadaanya. Sikapnya yang lemah-lembut dan penuh pengertian, tidak jarang membuat orang lain salah menilai.

 

Al Maidah dalam format 18 baris, terbagi menjadi 2 Juz. Pertama Juz 6. Ayatnya dimulai dari ayat 1 sampai 82 sehingga total ayat yang terdapat pada juz 6 berjumlah 82 ayat. Kalau kita korelasikan kedalam urutan surah Al-Qur’an adalah Al lnfithaar, artinya terbelah.

 

Ayat-ayat Al Maidah pada juz 6 berpengaruh pada sifat orang yang membawa karakter juz 6. Ia biasanya energik dan meledak-ledak dalam menyampaikan sesuatu.

 

Kedua Juz 7. Al Maidah dimulai dari ayat Al Maidah 83-120. Jadi total 38 ayat merujuk pada surah Shaad dalam urutan surah Al-Qur’an. Al Maidah berpengaruh pada sifat orang yang berjuz 7. Ia pintar dalam hal membuat perencanaan (planner, konseptor) dan dalam melakukan sesuatu pun harus tidak boleh lepas dari rencana sehingga harus ada konsep yang jelas.

 

Namun, jika sudah mempunyai keinginan ia akan menjalaninya dan tidak peduli apapun yang akan terjadi sekalipun dapat membahayakan dirinya. Dengan kata lain, ia mudah sekali nekat.

 

Al-An’aam

 

Surah ini dinamakan Al-An’aam menurut sebuah riwayat disebabkan pencantuman kata Al-An’aam pada salah satu ayatnya, "Wa Ja'aluu Mimma Dzara'a minal Harsi Wal An'aami Nasiiban..." Menurut riwayat lain, Al-An’aam banyak memuat hukum-hukum yang menjelaskan tentang kebodohan kaum musyrikin mengenai ritual mereka yang menjadikan binatang ternak sebagai tumbal dalam rangka mendekatkan diri kepada sesembahan mereka (berhala).

 

Ibnu Abbas ra berkata: "Surah Al-An’aam, diturunkan di Makah pada suatu malam sekaligus dan tidak kurang dari 70 ribu malaikat mengiringinya dengan tasbiih". Surah Al-An’aam termasuk Makiyah, yaitu diturunkan sebelum Nabi SAW hijrah, kecuali ayat 20, 23, 91, 93, 114, 141, 151, 152, dan 153.

 

Al-An’aam, juga tergolong As Sab'ut Thiwaal, tujuh surah Al-Qur’an yang panjang. Menurut perhitungan ahlul Kuufah, ayatnya berjumlah 165 ayat, menempati urutan ke-6 dalam urutan surah Al-Qur’an. Surah ini diawali dengan bentuk pujian "Al Hamdulillah".

 

Topik Pembahasan Al-An’aam

 

Seperti layaknya surah-surah Makiyah yang lain, Al-An’aam juga memuat masalah Akidah dan dasar-dasar keimanan, antara lain: Ketuhanan, wahyu dan risalah (misi kerasulan) dan hari kebangkitan serta pembalasan.

 

Keutamaan Surah

1.Dari lbnu Abbas ra, ia berkata : "Surah Al-An’aam diturunkan di Makah dengan diiringi oleh malaikat yang bergerombol antar langit dan bumi. Begitu banyak dan hiruk pikuknya tasbih malaikat yang mengiringi sampai bumi bergoncang. Begitu Nabi SAW mengetahui peristiwa tersebut beliau langsung jatuh bersujud kemudian turun surah ini".

 

2. Dari Asma' binti Zaid ra, ia berkata : "Surah Al-An’aam turun kepada Nabi SAW dengan cara yang berat. Begitu beratnya sehingga bisa diibaratkan unta yang memikul beban yang terlalu berat sampai mengakibatkan tulangnya patah".

 

Makna Simbolik berkaitan dengan Karakter

 

Dalam menguraikan karakter Juz berdasarkan surah Al-Qur’an, diperlukan data-data yang berkaitan dengan surah itu sendiri. Selain itu, faktor intensitas dalam menganalisa karakter seseorang juga tidak boleh diabaikan.

 

Makna simbolik surah yang berkaitan dengan karakter manusia bisa tampak dan melekat pada orang yang membawa unsur surah itu sendiri baik asli (Juz 6 (urutan surah), juz 7, juz 8 (Al-An’aam berada didalamnya) maupun pampatan (juz 15, Juz 24).

 

Al-An’aam berarti binatang ternak, hal ini merupakan indikasi awal bahwa orang yang membawa karakter Juz 6 cenderung "kurang" kreatif dan inofatif, tetapi ia adalah seorang aktor yang baik yang akan berusaha secara maksimal melaksanakan tugas yang diembannya.

 

Menghadapi orang yang berjuz 6 gampang-gampang susah karena mudah putus asa dan ngambekan. Jika kita bisa mengambil hatinya maka ia akan menjadi seorang "penurut".

 

Sedangkan ayat Al-An’aam yang terdapat di Juz 7 dimulai dari ayat 1 sampai 110, jadi total 110 ayat. Surah Al-Qur’an yang ke-110 adalah surah An-Nasr (pertolongan), boleh dibilang rasa solidaritas orang yang membawa karakter Juz ini tinggi.

 

Bisa dibilang kegemarannya adalah menolong. Namun, hal ini juga berlaku sebaliknya, ia bisa menjadi seseorang yang akan selalu membutuhkan pertolongan orang lain.

 

Sedang ayat Al-An’aam yang terdapat pada Juz 8 dari ayat 111 sampai 165, jadi berjumlah 54 ayat. Surah ke 54 Al Qamar artinya bulan. Maknanya orang yang membawa unsur surah ini sensitif karena bulan adalah simbol kelembutan dan romantisitas sehingga ia juga memiliki sifat ini. Bulan juga hanya muncul malam hari sehingga wajar jika ia agak tertutup.

 

Surah Al Qamar dimulai dari ayat 1 sampai ayat 55, total 55 yang merujuk pada surah Ar Rahman sehingga ia memiliki sifat penyayang yang berlebih dibanding juz lainnya. Ia paling mudah tersentuh hatinya dan paling tidak bisa memendam perasaannya. Terlebih jika orang merengek-rengek mengharap belas kasihannya, bisa dipastikan ia akan mudah luluh.

 

Sifat penyayangnya ini tak jarang membuka peluang orang lain yang mengerti tentang dirinya untuk memanfaatkannya. Sehingga seringkali ia ditipu dan mudah sekali dimanfaatkan orang lain.

 

Back To Index